Popular Posts

Friday, October 26, 2007

Honda S90-ZE 1973 (Tegal) - Yang Tua Jadi Gagah

Meski uzur, tapi tetap terlihat gagah. Itulah kesan dari tampilan Honda S90 ZE milik Diarno Dwi Nugroho. Berkat kaki-kaki dari Honda GL-Pro, jadi perhatian di Modification Contezt gawean Melodia, Purwokerto. Dua minggu lalu (31/12).

Tampilan bodi memang dipertahankan mirip aslinya. Tetapi, coba sampeyan tengok kaki depan GL-Pro yang dicangkok. Pada lini belakang tidak kalah empuk. Sepasang ajrutan belakang GL-Pro juga dipasang. "Lumayan, penampilan pun terlihat muda," buka cowok yang disapa Dede Arab ini.

Diteruskan pengereman. Teknologi tua perangkat rem depan ditanggalkan. "Ini pake teromol beserta piringan cakram milik Ninja," cerocos Dede yang ngendon di Jl. Ruslani HS, No. 2, Kemandungan, Tegal. Sedang belakang tetap setia dengan yang asli.

Kelar urusan kenyamanan kaki, penampilan segar coba diraih. Penahan cipratan air alias sepatbor depan-belakang, tangki, cover filter, dan knalpot dibuat silau. Tutup tangki juga dibuat gaya dengan mengadopsi dari Kawasaki Ninja.

Untuk urusan bodi, doi gak neko-neko. Tampilan tua yang sedikit culun dipertahankan habis-habisan. Malah nuansa mojadul alias motor jaman dulu coba diangkat. Kecuali standar belakang milik sepeda jengki dipasang.

Salut buat Dede Arab. Ini contoh untuk generasi muda kita. "Jangan malu mengangkangi motor varian lama, bahkan harus dirawat dan dilestarikan," pesan Dede. Setuju, Bro?


YT-74 Source: www.motorplus-online.com

Silakan baca artikel sejenis disini: Honda supercub

Thursday, October 25, 2007

Usai Pulang Kampung - Servis Motor Anda

Lepas dari kontroversinya, pilihan masyarakat untuk memakai kendaraan roda dua ini bisa dimaklumi. Dibandingkan biaya tiket bus umum, mudik menggunakan sepeda motor jauh lebih murah. Berkat teknologi, kemampuan sepeda motor tidak perlu diragukan. Saat ini, mesin motor tidak cepat panas dipakai untuk jarak jauh. Justru kondisi fisik pengendaranya yang harus diperhatikan.

Namun, meskipun sepeda motor telah didesain tangguh menempuh jarak ribuan kilometer non-stop, aturan perawatan dari pabrik sebaiknya tetap menjadi rujukan. Setelah melakukan perjalanan jauh, perubahan dalam mesin ataupun komponen rangka bisa terjadi karena pemakaiannya melebihi aturan pabrik. Tak jarang di jalur mudik terlihat sepeda motor dipaksa membawa tiga orang ditambah barang bawaan yang cukup berat. Beberapa komponen motor akan terkena dampaknya, yang mungkin saja harus diganti.

Servis Motor Anda

Keausan akan menyerang rantai, gigi roda belakang, pelat kopling, kampas rem, ban dan pelumas mesin. Selain itu air aki juga sangat mungkin susut dan harus diisi ulang.

Rantai perlu diperiksa ketegangannya. Lakukan penyetelan rantai dengan mengendurkan baut roda belakang, kemudian kendurkan dua baut peyetelan rantai di kiri kanan swing arm secara seimbang. Jika terlalu longgar, rantai bisa lepas dari gigi belakang. Sebaliknya rantai yang terlalu tegang membuat putaran roda menjadi berat dan tingkat keausannya makin cepat.

Jika rantai masih saja kendur saat setelannya habis, sebaiknya jangan dipotong. Sesuai aturan pabrik, ganti rantai dengan yang baru berikut gir belakang dan depan. Rantai yang dipotong membuat posisi gigi pada girnya tidak pas sehingga fungsinya tidak normal lagi.

Komponen berikutnya adalah kopling. Selain perlu disetel lagi, komponen ini bahkan harus diganti jika sudah aus. Performa mesin akan berkurang dan boros bensin apabila pelat kopling mengalami slip. Penyetelan lebih baik dilakukan di bengkel dengan paket servis berikut peyetelan klep serta ganti oli.

Ban juga wajib diperiksa, apakah alur/kembangnya menipis atau sudah habis. Begitu pula tekanannya, dengan ukuran standar sekitar 30 psi. Putaran roda sebaiknya dicek dengan memasang standar utama. Caranya dengan memutar roda belakang. Perhatikan, putaran yang tidak lancar menandakan ada gesekan dengan tromol atau kampasnya sudah mulai habis. Ganti kampas dengan yang baru. Jangan dipaksakan karena selain kurang nyaman, juga membuat boros bahan bakar.

Untuk mesin, lakukan tune-up termasuk pengapian, kerenggangan klep, serta setelan karburator. Kemudian, bersihkan filter udara agar tidak menghambat udara masuk ke karburator dan menyebabkan bensin boros. Untuk saringan udara tipe kertas, pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan tekanan angin kompresor. Sementara untuk filter berbahan busa, cuci bersih dengan bensin atau sejenis solvent pembersih. Lalu, cuci dengan sabun/air, dan keringkan. Setelah kering, oleskan dengan oli bersih untuk menangkap debu.

Periksalah busi. Busi adalah komponen penting yang harus dibersihkan, kalau ujung busi aus(tak lagi seperti baru), pembakaran tidak akan sempurna. Ini terlihat dari busi yang kotor, sedikit lembab karena apinya mengecil. Busi yang rusak ditandai dengan sulitnya menghidupkan mesin. Dan jika hidup namun terdengar suara letupan ketika di-start, sudah selayaknya busi diganti. (VAL)

Source: Kompas, 25 Oktober 2007.


Topik sejenis dapat dibaca disini: Honda Super Cub

Wednesday, October 24, 2007

Honda Riders on Internet (HORNET)

Keep Brotherhood Alive ... Rapatkan Barisan - Jauhkan Perbedaan - Jalin Terus Persahabatan

Alamat : Jl. Teratai Putih 2 No. 105 Perumnas Klender, Jakarta
Contact Person
Andri Hariadi
Phone : 0812 8270 323
Jumlah Anggota : 200
Tempat Ngumpul : Depan GOR Bulungan (Blok M) pkl. 19.00 - 24.00 WIB

Salam bikers...
HORNET. sebuah nama yang aneh didengar telinga. Namun cukup mudah untuk dikenal dan dikenang.

HORNET. singkatan dari Honda Riders on Internet. Adalah sebuah paguyuban pemilik/pemakai Motor Honda.

HORNET. terbuka bagi semua pemilik Honda dan pengguna akses internet.

Berawal dari dibentuknya milis mailto: Honda_motor@yahoogroups.com, oleh saudara Marzuki, (owner milis) pada bulan Agustus 2002. Kemudian untuk memproklamirkan berdirinya milis Honda_Motor, beliau melakukan langkah propaganda lewat internet dihalaman web http://www.iklanbaris.com.

Satu persatu pengguna akses internet yang kebetulan sama-sama memiliki dan memakai kendaraan bermerek HONDA, bergabung dan saling berbagi informasi seputar motor Honda. Mulai dari cari onderdil motor, keluhan akan kendaraan masing-masing, Tanya jawab masalah tehnis mesin dan kelistrikan, dan lain-lain.

Milis Honda_Motor yang ternyata juga dipantau oleh main dealer Honda, PT.Wahana Makmur Sejati (WMS) dan pihak pabrikan PT. Astra Honda Motor (AHM), ternyata mendapat respons yang cukup menggembirakan, dibuktikan dengan diundangnya warga milis untuk berkunjung ke kantor pusat WMS dijalan G.Sahari.

Kuota 25 orang yang disediakan membengkak menjadi 30 orang. Setelah proses ramah tamah dan tanya jawab selesai, kami mendapat pertanyaan serius mengenai kelanjutan kekompakan member di milis. Utamanya adalah hal mengenai bentuk pertemanan yang telah terjalin akrab selama ini. Apakah tidak ada niatan untuk membuatnya menjadi sebuah komunitas yang eksis di darat, bukan sekedar eksis di dunia maya saja.

Mendapat support yang cukup baik seperti itu, akhirnya kami sepakat untuk mewujudkan kekompakan di milis menjadi lebih real dengan membentuk sebuah komunitas. Melalui proses demokrasi seperlunya dengan segenap member milis yang bersedia untuk aktif didarat, akhirnya kami mendapatkan nama unik sebagai 'tetenger' yang kemudian kami sebut HORNET.

Hornet resmi berdiri pada tanggal 8 November 2002 dengan bentuk Paguyuban. Tentunya dengan harapan agar ikatan persaudaraan didalamnya kelak dapat terus digelorakan dalam semangat GUYUB dan penuh rasa kekeluargaan.

Hornet memiliki 3 buah milis sebagai ajang interaksi antar member dan rekan-rekan non member. Yaitu milis : mailto: Honda_motor@yahoogroups.com, sebagai milis utama, milis hornet-id@yahoogroups.com sebagai milis khusus member Hornet, dan milis mailto: horneterz@yahoogroups.com; horneterz@yahoogroups.com sebagai milis untuk sharing info diluar masalah motor dan berkirim attachment.

Hornet telah memiliki chapter di Surabaya, and next chapter adalah Bandung dan Malang. Jumlah member milis berkisar 1300 member, sementara jumlah member Hornet yang ber-ID sekitar 200-an member. Belum termasuk calon member yang sedang menjalani masa orientasi sebagai calon member.


Topik sejenis dapat dibaca disini: Honda C70

Sunday, October 21, 2007

Sukamade Extreme Adventure 2007

Surabaya, 01 Juni 2007
Touring Extreme PSMH C70 Soerabaia

Tua-tua keladi… makin tua bukannya insyaf tapi justru sebaliknya, semakin gila dan menjadi-jadi. Ungkapan ini sangatlah tepat untuk menggambarkan semangat pantang menyerah arek-arek Perkumpulan Sepeda Motor Honda C70 "Holobis Koentoel Baris Soerabaia" Gimana enggak, rute yang dipilih bukannya jalanan aspal melainkan medan yang 90% off road dengan beragam tingkat kesulitan : jalan tanah penuh debu, jalan berbatu, melintas sungai, diantara gunung, rimba dan laut di kawasan Taman Nasional Meru Betiri.

Acara touring triwulan ini diikuti oleh 19 peserta dan berangkat dari Surabaya pada hari Kamis, 31 Mei 2007 pukul 20.00 WIB. Setelah hampir 5 jam perjalanan karena ada pemblokiran jalan di Pasuruan hingga Mraci Probolinggo (Red: terkait kasus penembakan TNI di alas Tlogo), kami singgah semalam di Jember, keesokan harinya perjalanan dilanjutkan menuju ke Glenmore. Aroma off road sudah tercium saat rombongan memasuki kawasan Glenmore menuju Perkebunan Kendeng Lembu. Jalanan tanah nan berdebu, melintas perbukitan dan menyeberangi sungai dangkal sepanjang 43 km tak menyurutkan langkah menuju Pantai Penyu Sukamade.

Saat harus melintas sungai dangkal di perkebunan Kendenglembu, tiada seorang pun yang tak merasa tertantang, seolah mereka lupa jika tengah berada di tengah medan off road yang jauh dari kota. Tak hanya sekali sungai dangkal ini mereka seberangi, berkali kali, bahkan. Tak jarang mesin motor mati terkena percikan air, tapi tetap saja tak membendung keasyikan mereka bermain air.

Jenuh yang mendera di sepanjang jalan, sedikit terobati manakala kami menemukan air terjun Alas Wangi di tengah rute menuju Sarongan. Beberapa orang asyik mandi di air terjun, sebagian hanya berfoto di sekitar lokasi yang memang benar-benar layak untuk diabadikan.

Usai menempuh 25 km lintasan off road di kawasan hutan Meru Betiri, Tim Adventure beristirahat sejenak untuk makan, mengisi bahan bakar dan mempersiapkan kendaraan masing-masing untuk menghadapi etape terakhir sejauh 18 km yang lebih ekstrim dan membutuhkan skill dan nyali ekstra. Ujian yang sebenarnya kini menghadang di depan mata, kali ini tim adventure mau nggak mau harus menyeberangi sungai dangkal dan berbatu sebanyak dua kali untuk mencapai Pantai Sukamade karena belum ada jembatan yang menghubungkan daerah tersebut. Di musim penghujan sungai ini tidak lagi dapat dilewati karena berubah menjadi dalam dan berarus kuat.

Rasa puas dan bangga menyelimut anggota Tim saat tiba di guest house Pantai Sukamade, setidaknya perjuangan berat mereka selama seharian menemukan titik tujuan. Guest house ini merupakan base camp bagi tim adventure untuk beristirahat dan segera menyaksikan proses penyu bertelur. Pengamatan penyu bertelur dilakukan malam itu juga setelah acara makan malam. tak hanya kami, ternyata ada beberapa wisatawan asing dari Jerman dan Jepang yang juga akan melakukan pengamatan. Di tengah suasana malam penuh bintang bertaburan, dengan dipandu petugas rombongan mengamati proses selama penyu bertelur hingga kembali ke laut lepas.

Pagi hari kegiatan dilanjutkan kembali bersama petugas konservasi, betapa terkejutnya kami setelah petugas konservasi menceritakan bahwa tempat penangkaran penyu terkena gelombang pasang yang mengakibatkan kerusakan yang hebat, kami merasa prihatin dengan kondisi yg ada disana. Tak mau larut dalam kesedihan acara dilanjutkan dengan bermain bola, berfoto bak cheerleaders dan berjalan menyusuri tepian pantai yang indah. Aktifitas di pantai Sukamade diakhiri usai semua peserta makan pagi dan berfoto untuk yang terakhir kali.

Seakan mengukir beribu kenangan dan kesan mendalam yang tak kan kami lupakan. Melalui petualangan ini mental kami ditempa menjadi semakin membaja, semangat kami terasah menjadi semakin membara dan kebersamaan diantara kami menjadi semakin erat satu sama lain.

Kebersamaan adalah modal yang sangat kami andalkan dalam mengarungi medan seberat apapun. Dengan kebersamaan beban menjadi terasa lebih ringan, rintangan serasa tantangan yang sayang jika harus dilewatkan begitu saja tanpa mencoba menghadapinya. Nilai positif yang kami dapat adalah tempaan lahir batin, yang menjadikan kami menjadi sosok yang tak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan serta ikatan persaudaraan yang semakin kokoh diantara anggota tim. Saran dari kami, supaya infrastruktur diperhatikan dan pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri dikelola secara lebih baik, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan lokal.

Selepas makan siang rombongan kembali ke Surabaya dengan melalui rute yang berbeda. Kali ini 43 km lebih jauh daripada saat berangkat, namun lebih cepat ditempuh karena kondisi jalannya yang lebih baik, yaitu melalui Jajag. Saat senja rombongan telah sampai di Jember untuk beristirahat dan makan malam Pukul 20.00 WIB. Perjalanan dilanjutkan kembali pukul 5 pagi menuju Surabaya. Lelah, kantuk dan jenuh seakan tiada terasa manakala kami ingin segera kembali ke rumah dengan sejuta kenangan yang tiada akan pernah terlupakan. Hingga akhirnya rombongan tiba kembali di Surabaya pada hari Minggu, 2 juni 2007 pukul 10.00 pagi .

Sekali lagi, nilai positif yang patut kami petik dan resapi adalah tempaan mental dan pentingnya arti kebersamaan. Kebersamaan yang erat akan menjadikan medan yang berat terasa ringan, hambatan seakan menjadi tantangan yang mengasyikkan. Kebersamaan ini pula yang akan senantiasa kami kembangkan, baik antara sesama pencinta Honda C70 maupun mitra kerja yang selalu mendukung terselenggaranya kegiatan yang kami canangkan. Satu diantaranya adalah dengan PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Motor Surabaya, bagian dari Keluarga Besar Honda yang selalu mendukung keberadaan Perkumpulan Sepeda Motor Honda C70 “Holobis Koentoel Baris Soerabaia”.

Perkumpulan Sepeda Motor Honda C70
Holobis Koentoel Baris Soerabaia

(nono)

Silakan baca artikel sejenis disini: Honda Passport

Friday, October 19, 2007

Motor-Motor Tua Itu Kini "Naik Daun"

HONDA CB 100 tahun 1973 ini sekarang harganya paling murah Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Padahal, satu tahun lalu dijual paling laku hanya Rp 700.000," tutur Sumardi, seorang pengemudi motor gandeng di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Melambungnya harga sepeda motor yang seharusnya sudah layak pensiun itu terjadi seiring dengan menjamurnya motor gandeng di Pagar Alam. Motor tua seperti Honda CB 100 menjadi pilihan untuk memasang gandengan kabin penumpang.
Kendaraan bermotor roda dua yang umumnya pajaknya sudah tak dibayar tersebut memang menjadi pilihan yang paling masuk akal. Dengan harga yang murah, modal yang dikeluarkan untuk mengoperasikannya bisa ditekan semurah mungkin. "Ditambah biaya pembuatan gandengan Rp 1,5 juta, modal yang kami keluarkan kurang dari Rp 3,5 juta," ungkap Rahmat, pengemudi lainnya.
Tidak hanya motor tahun 1970-an yang harganya terdongkrak setelah menjamurnya motor gandeng. Sepeda motor satu kelas di atasnya, seperti Honda GL tahun 1980-an, juga ikut- ikutan naik. Sepeda motor jenis ini di Pagar Alam sekarang harganya Rp 2,5 juta per unit.
Harga itu tentu saja lebih mahal dibandingkan dengan ketika motor gandeng belum dikenal. Karena harganya yang murah, sepeda motor tua sekarang menjadi pilihan untuk dimodifikasi jadi motor gandeng.
Hitung punya hitung, sepeda motor tua tetap berharga murah karena kebanyakan pajaknya sudah "mati". Meskipun masih memiliki surat- surat (STNK/surat tanda nomor kendaraan), namun sebagian sepeda motor yang dijadikan motor gandeng umumnya sudah habis masa berlakunya.
Bagi pengemudi motor gandeng, yang penting sepeda motor yang digunakan masih jalan dan masih "tokcer" saat dioperasikan. Soal surat- surat yang habis masa berlakunya itu urusan nanti. "Tujuh puluh lima persen dari motor gandeng yang ada di Pagar Alam surat-surat sepeda motornya telah mati," ungkap sejumlah tukang ojek di pangkalan mereka di ujung Jalan Gunung Dempo.
Biarpun tanpa surat-surat yang jelas, tetapi para pengemudi motor gandeng itu merasa aman-aman saja beroperasi di jalan. Tentu saja mereka tidak mau berurusan dengan polisi. Karena itu, pengertian terhadap kondisi seperti itu dari aparat hukum selama ini telah ikut membantu mereka sehingga tetap bisa beroperasi untuk mencari dan mengangkut penumpang.
Dengan modal tidak terlalu besar itulah sebagian warga Pagar Alam mendapatkan pekerjaan mereka. Dengan motor gandeng mereka bisa mendapatkan sumber nafkah untuk hidup keluarga masing-masing.
Adanya lapangan kerja baru tersebut juga telah mendorong warga lain yang sudah memiliki pekerjaan untuk beralih profesi. Indra, misalnya, sejak enam bulan lalu banting setir dari pedagang sayuran keliling menjadi pengemudi motor gandeng.
Dia menggunakan sepeda motor Honda GL tahun 1980 yang dibelinya seharga Rp 2,5 juta. Dengan modal tambahan pembuatan kabin penumpang Rp 1,5 juta, Indra pun kini bisa melaju di kota kelahirannya untuk mencari penumpang.
"Penghasilannya lumayan. Dalam satu hari rata-rata saya mendapat penghasilan bersih Rp 25.000," kata Indra ketika ditemui di sebuah bengkel. Saat itu Indra tengah memasang variasi di kabin penumpang gandengnya agar penampilannya terlihat lebih menarik.
Penghasilan yang baik dengan nominal berbeda juga dikemukakan oleh sejumlah pengemudi motor gandeng yang biasa mangkal di ujung Jalan Gunung Dempo. Menurut mereka, penghasilan dari mengemudi motor gandeng jauh lebih baik dibandingkan hasil dari pekerjaan sebelumnya.
Seperti Sumardi, sebelumnya dia penarik becak dengan penghasilan rata-rata kurang dari Rp 25.000 per hari. "Enak narik motor gandeng, dapat uangnya lebih banyak dan tidak secapek narik becak," ungkapnya.
MOTOR gandeng terus melaju di jalan-jalan Pagar Alam. Perpaduan sepeda motor tua dan kabin penumpang yang dibuat di beberapa bengkel di kota itu telah melahirkan angkutan rakyat jenis baru yang murah meriah.
Soal kelaikan kendaraan, itu pun masalah nanti. Bagi para pengemudi, motor gandeng telah menjadi sumber nafkah menjanjikan yang bisa menopang hidup keluarga mereka. Sementara bagi penumpang, angkutan umum ini jauh lebih bermartabat.
Dibandingkan dengan ojek sepeda motor, motor gandeng tentu lebih nyaman ditumpangi. Penumpang pun tidak perlu bersentuhan fisik dengan tukang ojek dan mencium bau keringatnya. Kenyamanan naik motor gandeng juga lebih terasa saat panas terik atau hujan. Kabin penumpang menyelamatkan penumpang dari siksaan yang bakal muncul jika naik ojek sepeda motor.
Motor gandeng, motor becak, atau apa pun namanya, paling tidak telah mampu menjawab kebutuhan rakyat terhadap angkutan umum murah. Lapangan kerja baru juga tercipta. Bahkan, sepeda motor-sepeda motor tua yang seharusnya sudah masuk museum menjadi lebih berharga lagi di pasaran. (MUL)


silakan baca topik sejenis disini: Honda Passport Motorcycle

Thursday, October 18, 2007

Umur Tua, Tapi Tampil Trendi

Honda 90 Z Tahun 1974

PESATNYA perkembangan otomotif saat ini, khususnya sepeda motor, sudah dipastikan dapat menggilas keberadaan sepeda motor tua. Namun, bagi para pehobi sepeda motor tua, hal tersebut tak menjadi masalah. Seperti yang dilakukan pemilik Honda Z 90, Indra Kurniawan warga Jln. Gordah, Garut tetap apik merawatnya bahkan tampilannya dibuat lebih menarik dari sebelumnya.
Demi memuaskan hasrat modifikasinya, beberapa pembenahan dilakukan guna mengubah performa aslinya. Rombakan pada sepeda motor yang dikenal dengan sebutan Honda "siki nangka" ini membuat tampilannya nampak berbeda dan segar kembali. Seperti di bagian depan, pegangan kemudi dipercantik dengan mencomot stang Kawasaki Ninja berpadu dengan head lamp milik Suzuki Satria. Khusus aksesori spion, tampilannya dibuat unik pula. Pada sektor kaki-kaki, sepeda motor lansiran tahun 1974 ini semakin kokoh dengan menancapkan shockbreaker Suzuki Satria.
Di bagian roda, Honda 90 ini mengandalkan pelek standar dengan pemakaian jari-jari rapat dipadu spatbor Honda Win guna menambah kesan tampilan klasiknya. Untuk karet pembungkusnya, dipercayakan pada ban berlabel Blackstone ukuran 225-17. Sebagai pendukungnya, dipasang cakram Suzuki Satria guna pengereman lebih maksimal.
Pindah ke sektor tengah, beberapa peranti ditambahkan untuk mendongkrak penampilannya. Seperti pada pemasangan dua buah karburator Honda GL Pro mengganti posisi karburator aslinya. Ditancapkan pula sebuah radiator custom karya sendiri yang kian menambah semarak ubahan yang dilakukannya. Tak ketinggalan pula, knalpot orisinalnya mengalami penggusuran dengan menggunakan knalpot Honda Supra.
Setelah bagian depan dan tengah tuntas, giliran sektor belakang yang dilakukan pembenahan. Di sektor kaki-kakinya, digawangi shockbreaker Honda GL Pro ditopang swing arm bawaan Honda Supra. Khusus roda, pelek standar berjari-jari rapat dikawinkan dengan pemasangan cakram model buell hand made . Itu membuat tampilannya semakin trendi. Untuk karet pembungkusnya, masih dipercayakan pada ban berlabel Blackstone ukuran 225-17 pula.
Modifikasi yang dilakukan Indra, anggota CAC (Class Automodified Community) Garut pada Honda "siki nangka"-nya tersebut patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, sepeda motor lawasnya telah berubah menjadi berpenampilan trendi dan sarat gaya. Alhasil, Indra begitu pede dan bangga pada sepeda motornya saat menemani aktivitas kesehariannya. (Dian)***

2006 - Pikiran Rakyat Bandung


Silakan baca artikel sejenis disini: Honda supercub